KARDIOVASKULAR
Pendahuluan
Obat kardiovaskular adalah senyawa
yang digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit kardiovaskular (buluh
jantung). Penyakit ini menempati ururtan pertama sebagai penyebab kematian di
banyak Negara. Di Amerika sekitar 51% kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular. Untuk pengobatan penyakit buluh jantung dapat digunakan
kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi atau diuretika.
Untuk pengobatan beberapa penyakit
buluh darah dapat dilakukan dengan cara pembedahan dan diberikan vasodilator,
obat antihipertensi, obat untuk aterosklerosis atau antilipemik, obat
antiangina dan antikoagulan.
Berdasarkan efek farmakologisnya obat kardiovaskular dibagi
menjadi enam kelompok, yaitu kardiotonik, obat antiaritmia, obat
antihipertensi, obat antiangina, vasodilator dan obat antilipemik.
B. Tujuan
Dengan mempelajari makalah ini,
mahasiswa diharapkan dapat mengetahui:
a. Mekanisme kerja
obat antiangina.
b. Beberapa
turunan dari obat antiangina.
c. Hubungan
struktur – aktivitas obat antiangina.
d. Mekanisme kerja dari
obat kardiovaskular.
e. Hubungan
struktur – aktivitas obat vasodilator.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat Antiangina
Obat antiangina adalah senyawa yang
digunakan untuk mencegah dan mengobati gejala angina pectoris, suatu keadaan
dengan rasa nyeri hebat di dada, yang disebabkan ketidakseimbangan antara
persediaan dan permintaan oksigen pada miokardial.
Pemberian
antiangina bertujuan untuk :
1. Mengatasi atau mencegah serangan akut
angina pectoris.
2. Pencegahan jangka panjang angina.
Ada
dua tipe angina, yaitu:
1. Angina klasik, biasanya
terjadi pada waktu olah raga atau emosi, sangat serupa dengan keadaan yang
ditimbulkan oleh iskemia miokardial sementara.
2. Angina varian, biasanya terjadi
pada waktu istrahat, disebabkan oleh pengurangan episodic pemasokan oksigen
miokardial karena spasma arteri koroner.
3. Angina
tidak stabil, yaitu ditandainya dengan meningkatnya frekuensi dan lamanya
serangan angina.
Selain pengobatan dengan obat
antiangina, untuk mengurangi factor resiko penyakit jantung koroner pada
penderita dianjurkan untuk:
1. Tidak merokok, dengan demikian
menghindari efek samping dari nikotin dan karbon monoksida, selain
menghilangkan salah satu factor yang dapat mempercepat timbulnya ateroskloresis.
2. Mengurangi berat badan, pada kasus
penderita yang kegemukan.
3. Melakukan olah raga fisik secara
teratur.
4. Menghindari aktivitas fisik atau
kejadian tegang yang dapat mempercepat serangan angina, misalnya:olah raga
berat sesudah makan, mengangkat terlalu berat, dan ledakan emosi.
Cara kerja Antiangina:
1.
Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kerjanya.
(penyekat reseptor beta)
2.
Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran darah (vasodilator)
3.
Kombinasi keduanya
Untuk mencegah atau meringankan serangan akut angina
digunakan turunan nitrat (sublingual), sedang untuk pencegahan jangka panjang
digunakan turunan nitrat (oral dan setempat), β-bloker dan antagonis kalsium.
Obat di atas dapat mengurangi kebutuhan oksigen jantung dan meningkatkan
pemasokan oksigen miokardial.
Obat antiangina dibagi menjadi tiga kalompok yaitu turunan
nitrat dan nitrit, β-bloker dan antagonis kalsium membrane.
1. Turunan Nitrat dan Nitrit
Turunan nitrat dan nitrit digunakan terutama untuk mencegah
dan meringakan serangan angina, baik tipe klasik maupun varian. Sebagian
vasodilator umum turunan ini dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardial dan
menunjukan efek pada peredaran sistemik. Turunan ini juga digunaka pada payah
jantung kongestif dan untuk pengobatan syok. Efek samping antara lain lesu,
sakit kepala dan hipotensi.
Mekaisme
kerja turunan nitrat dan nitrit
Tuunan nitrat dan nitrit bekerja terutama pada buluh vena
kapasitansi. Mula-mula turunan ini membentuk radikal bebas nitrit oksida (NO)
reaktif, kemudian berinteraksi dan mereduksi gugus SH enzim guanilat siklase
sehingga enzim menjadi aktif.
Mekanisme
reaksinya dijelaskan sebagai berikut:
SH
NO2
S
+ R-ONO2
+
+
ROH
SH
S
NO
Guanilat siklase
GTP
CGMP
CGMP kinase (aktivasi)
Miosin-P
Miosin Relaksasi otot
(Vasodilatasi)
Pengaktifan enzim ini merangsang siklik guanosin-3’,5’-monofosfat-dependend
protein kinase, terjadi defosforilasi rantai myosin, suatu protein yang
terlibat pada proses kontraksi, sehingga ukuran buluh vascular meningkat
(terjadi vasodilatasi).
Contoh:
amil nitrit, eritritil tetranitrat, gliseril trinitrat, isosorbid 5-mononitrat,
isosorbit dinitrat dan pantaeritritol tetranitrat.
a. Gliseril trinitrat (nitrogliserin,
Deponit 5 atau 10, nitribid, nitradisc, Nitrodem TTS, Nitro Mack), merupakan
obat pilihan untuk mencegah atau meringankan serangan angina akut dan
pencegahan jangka panjang angina klasik. Gliseril trinitrat diabsobsi dengan
cepat pada mukosa bukal, kulit dan lambung. Setelah pemberian sublingual, kadar
plasma tertinggi obat dicapai dalam 1-2 menit, dengan waktu paro 7 menit. Dalam
sediaan setempat, dengan diikat dengan polimer tertentu, dapat diatur pelepasan
obat dengan kadar pengobatan selama 24 jam.
Tabel
1: Struktur antiangina turunan nitrat
dan nitrit
b. Pentaeritritol tetranitrat (Peritrate),
digunakan untuk mencegah atau meringankan serangan angina pectoris. Senyawa ini
mempuyai masa kerja pendek sehingga biasanya dibuat dalam bentuk sediaan obat
dalam bentuk lepas lambat untuk memperpanjang masa kerja obat. Absorbs
pentaeritritol dalam saluran cerna tedak sempurna, ± 85% obat terikat oleh
protein plasma, dengan waktu paro plasma ± 7 jam.
c. Isorbit dinitrat (Cedocard, Isoket IV, Iso Mack,
Isordil, Vascardin), digunakan untuk mencegah atau meringankan serangan angina
akut dan pencegahan jangka panjang angina klasik. Isosrbid dinitrat diabsrbsi
dengan cepat dari mukosa oral dan lambung, ketersediaan hayatinya ± 60% setelah
pemberian sublingual dan ± 20% setelah pemberian oral, ± 30% terikat oleh
protein plasma. Setelah pemberian sublingual, awal kerja obat terjadi ± 2 menit
dan kadar plasma tertinggi dicapai dalam ± 6-15 menit, dengan waktu paro plasma
0,5-1,5 jam. Isosorbit 5-mononitrat (Ismo 20, Elantan), juga sering
digunakan untuk mencegah dan meringankan angina. Isosorbid 5-mononitrat
diabsorbsi dengan cepat pada pmberian oral atau sublingual, ketersediaan
hayatinya hamper 100% , ± 5% terikat oleh protein plasma. Setelah pemberian
oral, kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam ± 1 jam, dengan waktu paro
plasma 3-7 jam. Dosis : 20-120 mg/hari.
2. Senyawa Pemblok β-Andregenik
Obat pemblok β-andregenik (β-Bloker)
dapat meningkatkan secara terpulihkan β-reseptor yang terdapat pada jantung,
arteri dan arteriola otot rangka, bronki, hati, ginjal, dan lain-lain jaringan.
Yang berhubungan dengan aktivitas
terhadap jantung adalah reseptor β1. Pemblokkan reseptor β1
dapat menurunkan kecepatan jantung, kontraksi miokardial, keluaran jantung dan
tekanan darah, sehingga kebutuhan oksigen miokardial berkurang dan nyeri
iskemik dapat dihilangkan.
β-Bloker efektif untuk meringankan
angina klasik, sedang terhadap angina varian efeknya tidak teratur. Pada
pengobatan jangk panjang, β-bloker dapat menurunkan kematian akibat serangan
jantungb akut.
Efek samping yang timbulkan oleh β-bloker
antara lain mual, diare, kelesuan, dan kelelahan. Efek samping pada
ardiovaskuler antara lain adalah payah jantung kongestif, bradirkardia,
hipotensi, pemblokan jantung dan parestesia.
Berdasarkan keselektifan terhadap
jantung β-bloker dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Selektif
memblok reseptor β1, contoh: asebutolol, atenolol, dan
metoprolol tartrat.
b. Bekerja
memblok reseptor β1 dan β2, contoh: alprenolol,
karteolol, propanolol, nadolol, oksprenolol, pindolol.
3. Antagonis Kalsium Membran
Antagonis kalsium membrane menghambat secara selektif
pemasukan ion kalsium luar sel ke dalam membrane sel miokardial, melalui
saluran membrane. Golongan ini selektif untuk pengobatan angina pectoris karena
stress dan angina varian. Beberapa diantaranya juga digunakan untuk pengobatan
aritmia jantung tertentu dan hipertensi. Pada angina klasik, golngan ini dapat
mengurangi kebutuhan oksigen miokardial, meskipun demikian turunan nitrat dan
β-bloker tetap merupakan obat pilihan pertama. Pada angina varian, obat
golongan ini dapat meringankan gejala dengan memperbesar pasokan oksigen
miokardial dan efeknya lebih baik dibanding β-bloker.
Efek samping yang ditimbulkan antara lain takikardia atau
brakikardia, sakit kepala, lesu, lelah, mual, pusing, hipotensi, kram kaki,
gangguan lambung dan reaksi dermatologis.
Mekanisme
kerja antagonis kalsium membrane
Antagonis kalsium membrane dapat menimbulkan efek oleh
interaksinya dengan reseptor khas. Kerja utamanya adalah menghambat pemasukan
ion kalsium luar sel, melalui saluran membrane kalsium, ke dalam sel. Karena
ion kalsium mempunyai peran penting dalam memelhara fungsi jantung dan jaringan
otot polos vascular. Pengurangan kadar kalsium dalam sel jantung dan sel otot
polos vascular koroner akan menyebabkan vasodilatasi jaringan tersebut.
Akibatnya terjadi penurunan kecepatan denyut jantung, penurunan kontraksi
mikardial dan melam-batnya konduksi atrioventrikular.
Mekanisme kerja yang lain adalah menghalangi secara selektif
penyebab vasokonstrksi, dengan merangsang postsinaptik reseptor β2
dalam buluh vascular atau secara langsung menunjukkan efeknya pada jaringan
miokardial.
Berdasarkan struktur kimianya antagonis kalsium membran
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu turunan alkilarilamin, turunan
fenildihidropiridin, turunan piperazin dan turunan verapamil.
a. Turunan Alkilarilamin
Contoh:
diltiazem HCl dan bensiklan hydrogen fumarat.
1) Diltiazem HCl (Dilticor, Farmabes,
Herbesser), digunakan sebagai anti-hipertensi, kadang-kadang dikombinasi dengan
obat diuretic. Diltiazem diabsorbsi dengan cepat di lambung. Setelah pemberian
secara oral, kadar plasma secara tertinggi obat dapat dicapai dalam ± 3-5 jam,
dengan waktu paro eliminasi ± 5 jam. Dosis: 60 mg 3dd.
2) Bensiklan hydrogen fumarat (Fludilat),
digunakan terutama untuk memperbaiki gejala-gejala pada daerah otak, tungki
kaki dan tangan, yang disebabkabkan oleh gangguan peredaran arteri. Bensiklan
diabsorbsi dengan sempurna dalam lambung. Pada pemberian secara oral, efek obat
akan berakhir setelah ± 6-8 jam. Dosis: 100-200 mg 3 dd.
b. Turunan Fenildihidropiridin
Contoh:
felodipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, nilvadipin, lasidipin dan
amlodipin besilat.
Hubungan
struktur dan aktivitas
Bagian
struktur yang penting untuk aktivitas adalah :
1) Cincin dihidropiridin.
2) Atom N sekunder dalam cincin yang tidak
bermuatan pada pH fisiologi.
3) Substituent yang meruah, missal gugus fenil,
pada posisi 4 cincin hetero siklik.
Gugus
nitro dan ester kurang penting untuk aktivitas.
Tabel
2: Struktur antiangina turunan fenilhidropiridin
Contoh
:
1) Felodipin (Plendin, Munobal), adalah
anatagonis kalsium dengan masa kerja panjang. Felodipin digunakan untuk
pengobatan semua tingkat hiertensi, dapat menghambat atau meyebabkan relaksasi
otot polos arteriola dengan derajat keselektifan tinggi. Pada dosis terapi
felodipin tidak menunjukan efek langsung terhadap kontraksi jantug. Felodipin
diabsorbis dengan cepat dalam lambung. Pada pemberian secara oral, penurunan
tekanan darah diamati setelah ± 2 jam dan efeknya berakhir setelah ± 24 jam.
Dosis oral: 5-10 mg 1 dd.
2) Nikardipin HCl (Loxen, SAF Card),
adalah antagonis kalsium, digunakan untuk pencegahan dan pengobatan angina
pectoris kronik dan pengobatan hipertensi yang ringan dan moderat. Nikardipin
dapat meimbulkan relaksasi otot polos arteri perifer dan koroner. Nikardipin
diabsorbsi dengan cepat dan sempurna dalam lambung. Dosis oral: 20-40 mg 1 dd.
3) Nifedipin (Adalat, Coronipin, Ficor,
Nifecard, Vasdalat), adalah antagonis kalsium yang digunakan untuk pencgahan
dan pengogatan angina pectoris dan pengobatan hipertensi. Obat ini menimbulkan
relaksasi otot polos arteri perifer dan koroner. Nifedipin diabsorbsi dngan
cepat dan hamper sempurna (90%) dalam lambung, ± 95% terikat oleh protein
plasma. Pada pemberian secara oral kadar darah tertinggi obat dicapai dalam
20-45 menit, waktu paronya ± 2-5 jam, dengan masa kerja ± 8-12 jam. Dosis oral
: 10 mg 3dd.
4) Nimodipin (Nimotop), adalah antagonis
kalsium yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan kekurangan iskemik
neurologis yang disebabkan oleh vasospasma serebral karena perdarahan
subaraknoid. Nimodipin diabsorbsi dengan cepat dan hamper sempurna dalam
saluran cerna, ± 97-99% terikat oleh protein plasma. Pada pemberian secara oral
kadar darah tertinggi obat dicapai dalam 0,6-1,6 jam, waktu paronya ± 1,1-1,7
jam dan berakhir setelah ± 5-10 jam. Dosis oral: 60 mg 3 dd. Dosis I.V. : infus
10 mg dalam 50 ml, dosis awal : 0,5-1 mg/jam, sesudah 2 jam dapat ditingkatkan
sampai 2 mg/jam.
5) Amlodipin besilat (Norvask), adalah antagonis
kalsium yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi. Amlodipin
menimbulkan ralaksasi otot polos vascular, serta dilatasi arteri perifer dan
koroner. Amlodipin diabsorbsi denan baik dalam saluran cerna, ± 97,5% terikat
oleh protein plasma. Pada pemberian oral kadar darah tertinggi obat dicapai
dalam 6-12 jam, dengan waktu paro eliminasi ± 35-50 jam. Dosis oral : 5 mg 1
dd.
6) Nivaldipin (Escor), adalah antagonis
kalsium yang poten dengan masa kerja panjang, dosis : 8 mg 1 dd.
7) Lapidipin (Lapicil), adalah antagoni
kalsium yang sangat poten dengan masa kerja panjang, dosis : 4 mg 1 dd.
c. Turunan Piperazin
Contoh:
sinarizin dan flunarizin.
d. Turunan Verapamil
Contoh:
verapamil HCl, tiapamil, faliamil dan metoksiverapamil HCl.
Hubungan
struktur-aktivitas
1) Bagian struktur yang penting untuk aktivitas
dari turunan dari verapamil adalah kedua cincin benzen, meskipun dapat diganti
dengan cincin heteroaromatik, sepeti pada feliamil, dan gugus amino
tersier yang bermuatan pada pH fisiologis.
2) Gugus isopropyl dan substituent oada cincin
aromatik kurang penting untuk aktivitas, meskipun posisi pada cincin dapat
mempengaruhi potensi. Potensi substituen pada cincin kiri mempengaruhi potensi
secara bermakna, sedang pada cincin kanan tidak berpengaruh. Pada cincin kiri,
substituen pada posisi meta memberika aktivitas terbaik, sedang substituen pada
posisi para akan menurunkan aktivitas karena memberikan pengaruh halangan ruang
pada proses interaksi obat-reseptor.
3) Bentuk isomer optic levo lebih aktif
dibanding isomer dekstro.
Verapamil HCl (Isoptin), digunakan digunakan untuk pengobatan angina
varian. Terhadapa angina klasik efikasinya serupa dengan nifedipin, yaitu dapat
dpat mengurangi ferkuensi serangan angina. Verapamil juga efektif untuk
pengobatan aritmia dan hipotensi yang moderat, mencegah migraine dan infark
miokardial. Verapamil diabsorbsi hamper sempurna dalam saluran cerna,
ketersediaan hayatinya redah ± 20-35%, ± 90% obat terikat oleh protein plasma.
Pada pemberian secara oral, kadar darah tertnggi obat daicapai dalam 0,6-1,6
jam, dengan waktu paro ± 3-6 jam. Dosis : 80 mg 3 dd.
B. Vasodilator
Vasodilator adalah senyawa yang dapat menyebabkan
vasodilatasi buluh darah. Efeknya ditunjukan terutama pada buluh darah jantung
atau pada bagian tertentu system vascular.
Mekanisme kerja vasodilator
Vasodilator bekerja dengan menurunkan tonus otot polos
vascular sehingga terjadi dilatsi arteri dan vena.
Pada gambar 24 terlihat bahwa sisi reseptor khas untuk
nitrat dan nitrit (N), senyawa pemblok β-adrenergik (A) dan natrium nitroprusid
(S), menimbulkan efek vasodilatasi melalui sisi vasodilator yang umum (V).
Papaverin, teofilin dan turunannya, menghambat enzim
fosfodiesterase (FDE), mengubah CAMP menjadi 5”-AMP.
Gambar 1: Skematik sisi kerja
beberapa vasodilator.
Asam etakrinat (EA), mencegah
vasodilatasi oleh turunan nitrat, β-bloker, turunan papaverin, teofilin dan
natrium nitroprusid pada sisi vasodilator V.
Relaksasi otot polos terjadi sebagai
akibat peningkatan kadar siklik adenosine monofosfat (CAMP) di dalam
sel karena peningkatan aktivitas katalitik enzim adenilat siklase. Enzim ini
diaktifkan oleh β-bloker yang berinteraksi dengan β-adrenoseptor pada membran
otot polos.
Obat vasodilator dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
vasodilator koroner, vasodilator sistemik, serta vasodilator serebral dan
perifer.
Vasodilator koroner dan sistemik juga digunakan sebagai obat
antiangina, mekanisme kerjanya serupa dengan obat antiangina.
1. Vasodilator koroner
Vasodilator koroner digunakan untuk pengobatan payah jantung
kongestif kronik yang sulit disembuhkan, dengan cara mengembangkan fungsi
miokardial tanpa meningkatkan kebutuhan energi. Beberapa diantaranya juga
digunakan sebagai antiangina.
Berdasarkan lama pengobatan vasodilator
koroner dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Untuk pengobatan jangka pendek,
contoh :salbutamol, eritritil, tetranitrat, gliserin trinitrat dan natrium
nitroprusid.
b) Untuk pengobatan jangka panjang,
contoh : kaptopril, diltiazem, dipiridamol, enalapril, hidralazin HCl,
isosorbid dinitrat, minoksidil, nifedifin, oksifedrin, pentaeritritol, prazosin
HCl dan verapamil HCl.
2. Vasodilator Sistemik
Vasodilator sistemik atau vasidilator umum adalah senyawa
yang dapat menimbulkan efek vasodilator pada semua bagian sistem predaran
darah.
Contoh
: amil nitrit, buflomedil diHCL, etofilin nikotinat, flunarizin, ifroksamin,
isoksuprin HCL, naftidrofuril oksalat, nikardifin, nisergolin, pentaeritritol
tetranitrat, pentoksifilin dan pindolol.
a. Isoksuprin HCl
(Duvadilan, Vasoplex), bekerja langsung secara selektif dengan cara relaksasi
otot polos buluh darah. Isoksuprin dapat meningkatkan persediaan darah dengan
meringankan spasma vascular sehingga digunakan untuk pengobatan gangguan pada
peredaran darah seperti ketidakcukupan persediaan darah pada vaskular perifer.
Isoksuprin juga relaksan uterus yang kuat, digunakan untuk menurunkan
pergerakan uterus yang berlebihan dan pada dismenorhu. Kadar plasma
teringgi obat dicapai dalam 1 jam setelah pemberian oral. Dosis : 20 mg 3-4 dd,
sesudah makan.
b. Naftidrofuril oksalat
(Dusodril), dapat meningkatkan aliran darah serebral dan perifer, serta
memperbaiki kondisi metabolik jaringan yang dipengaruhi oleh iskemia. Mekanisme
kerjanya ada tiga yaitu neurotropik ganglioplegik, penghambat spasmolitik
postanglionik dan muskulotropik. Naftidrofuril digunakan untuk gangguan
nutrisi serebral atau perifer dan gangguan pada aliran darah. Kadar
plasma tertinggi obat dicapai dalam 30-45 menit setelah pemberian oral. Dosis :
50-100 mg 3 dd.
c. Pentoksifilin
(Trental), bekerja dengan meningkatkan kelenturan eritrosit sehingga
memperbaiki mikrosirkulasi aliran darah dan meningkatkan oksigenasi dan nutrisi
jaringan iskemik. Efek ini dapat digunakan untuk pengobatan penyakit arteri
perifer dan gangguan peredaran arteri dan vena seperti aterosklerosis, kondisi
distopik dan angioneuropati. Pentoksifilin juga meningkatkan 3’5’-siklik AMP
jaringan otak sehingga dapat memperbaiki fungsi otak. Efek ini digunakan untuk
pengobatan gangguan peredaran serebral. Waktu paro plasma pentoksifilin ± 1
jam. Dosis : 400 mg 2-3 dd, sesudah makan.
3. Vasodilator Perifer dan
Serebral
Obat golongan ini dapat menimbulkan dilatasi buluh darah
kulit dan otak. Walaupun melalui mekanisme kerja yang berbeda, senyawa dapat
mengurangi tonus otot polos vaskular sehingga meningkatkan aliran darah perifer
dan serebral. Vasodilator perifer digunakan untuk pengobatan penyakit vaskular
perifer, seperti kelainan vasospastik dan penyakit vaskular perifer kronik,
seperti aterosklerosis obliterans. Vasodilator serebral digunakan untuk
pengobatan gangguan serebral kardiovaskular. Pada dosis besar, obat golongan
ini menimbulkan hipotensi postural.
Mekanisme kerja
Obat
golongan ini menimbulkan dilatasi perifer dan serebral melalui beberapa
mekanisme sebagai berikut :
a. Pemblokan a-adrenoseptor yang
terdapat pada buluh darah anggota badan dan otak, contoh : ergot alkaloida
mesilat (Hydergin, Ergotika), hidroergotoksin metansulfonat (Stofilan),
nisergolin dan raubasin.
b. Merangsang B-adrenoseptor yang terdapat
pada otot rangka, contoh : isoksuprin (Duvadilan).
c. Efek langsung pada otot polos vaskular,
contoh : papaverin dan turunannya, niasin (asam nikotinat), meso-inositol heksanikotinat,
nikotinil alkohol dan prasozin.
d. Mekanisme lain-lain.
Contoh
vasodilator perifer dan serebral yang lain adalah bensiklan hidrogen fumarat
(Fludilat), buflomedil HCl, kaptopril, sinarizin, sinepazid maleat, guanetidin
monosulfat, flunarizin, nimodipin, pipratekol di HCl, reserpin, piritinol HCl
dan natrium nitroprusid.
Struktur senyawa vasodilator dan serebral dapat di lihat
pada tabel 3
Contoh :
a. Nisergolin (Sermion), dapat
mengurangi daya tahan vaskular, meningkatkan aliran darah dan meningkatkan
konsumsi oksigen dan glukosa. Nisergolin digunakan untuk pengobatan gangguan
metabolik vaskuloperifer dan serebral yang akut dan kronik, seperti
aterosklerosis, trombosis dan emboli serta lain-lain gejala pada gangguan
aliran darah serebral dan perifer. Untuk meningkatkan absorpsi obat, lebih baik
diberikan pada waktu perut kosong. Dosis : 10-20 mg 2-3 dd.
Tabel
3: Struktur senyawa vasodilator perifer
dan serebral
b. Sinarizin (Cinnipirine,
Stugeron, Vertizine), dapat meningkatkan aliran darah arteri dan secara cepat
meringankan berbagai gejala gangguan peredaran perifer dan selebral, gangguan
keseimbangan, mencegah mabuk dan serangan migran. Absorbsi sinarizin dalam
saluran cerna cukup baik, kadar darah tertinggi obat dicapai dlam waktu 2,3 jam
setelah pemberian oral, dengan waktu paro plasma +_ 5 jam. Dosis : 25-75 mg 3
dd.
c. Flunarizin (Sibelium), adalah
pemblok pemasukan kalsium secara selektif, mempunyai masa kerja panjang dan
tidak menimbulkan efek terhadap kontraksi dan konduksi jantung. Flunarizin
dapat mencegah serangan migrain, meringankan gejala gangguan perifer dan
selebral serta untuk pengobatan gangguan keseimbangan. Dosis : 5-10 mg 1 dd.
d. Buflomedil HCl (Loftyl), adalah
senyawa fasoaktif yang dapat meningkatkan aliran darah selebral dan perifer
dengan cara menghambat efek pada agregasi platelet dan memperbaiki
fleksibilitas eritrosit. Buflomedil digunakan untuk meringankan gangguan
peredaran perifer dan selebral. Obat cepat diabsorbsi dalam saluran cerna,
kadar serum tertinggi dicapai +_ 1,5-3 jam setelah pemberian secara oral,
dengan waktu paro biologis plasma +_ 1,91-3,65 jam. Dosis : 150 mg 3-4 dd
e. Sinepazid maleat (Vasodistal),
dapat meningkatkan aliran darah arteri (vasodilator arteri), digunakan untuk
meringankan berbagai gejala gangguan peredaran perifer dan selebral serta
gangguan keseimbangan. Dosos : 200mg 3dd
f. Piritinol HCl
(Encephabol), merupakan vasodilator yang digunakan untuk pengobatan gangguan
peredaran dan metabolik serebral serta trauma kranioserebral. Dosis : 100mg 3
dd selama 203 bulan.
g. Meso-inositol heksanikotinat
(Hexanicit), merupakan vasodilator yang digunakan untuk pengobatan gangguan
buluh perifer ringan karena eterosklerosis, hipertensi dan gangguan pada
peredaran selebral. Dosis : 400mg 3dd.
h. Niktinil alkohol (Ronicol),
merupakan vasodilator yang digunakan untuk pengobatan gangguan peredaran pada
buluh perifer dan selebral. Dosis : 25-50mg 3 dd.
BAB III
KESIMPULAN
Obat antiangina adalah senyawa yang
digunakan untuk mencegah dan mengobati gejala angina pectoris, suatu keadaan
dengan rasa nyeri hebat di dada, yang disebabkan ketidakseimbangan antara
persediaan dan permintaan oksigen pada miokardial.
Ada
dua tipe angina, yaitu:
1.
Angina klasik, biasanya
terjadi pada waktu olah raga atau emosi.
2.
Angina varian, biasanya
terjadi pada waktu istrahat.
3.
Angina tidak stabil,
yaitu ditandainya dengan meningkatnya frekuensi dan lamanya serangan angina.
Untuk mencegah atau meringankan serangan akut angina
digunakan turunan nitrat (sublingual), sedang untuk pencegahan jangka panjang
digunakan turunan nitrat (oral dan setempat), β-bloker dan antagonis kalsium.
Obat di atas dapat mengurangi kebutuhan oksigen jantung dan meningkatkan
pemasokan oksigen miokardial.
Obat antiangina dibagi menjadi tiga kalompok yaitu turunan
nitrat dan nitrit, β-bloker dan antagonis kalsium membrane.
Vasodilator adalah senyawa yang dapat menyebabkan
vasodilatasi buluh darah. Efeknya ditunjukan terutama pada buluh darah jantung
atau pada bagian tertentu system vascular.
Mekanisme
kerja vasodilator
Vasodilator bekerja dengan menurunkan tonus otot polos
vascular sehingga terjadi dilatsi arteri dan vena.
Obat vasodilator dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
vasodilator koroner, vasodilator sistemik, serta vasodilator serebral dan
perifer.
Vasodilator koroner dan sistemik juga digunakan sebagai obat
antiangina, mekanisme kerjanya serupa dengan obat antiangina.
Komentar
Posting Komentar