Jurnal Angka Romawi
sejarah angka romawi sampai tahun 2018, 1 sampai 10000, lengkap
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah “Perbandingan dan Skala”. Kami menyusun makalah ini dalam bentuk
maupun isinya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
melaksanakan tugas dariibu Nurfitriani Zainal.
Harapan
kami, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepanya lagi dapat lebih baik.
Makalah
ini mungkin masih banyak kekurangan. Oleh karena itu harapan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Manado
04 mei 2018
Kelompok
Ayurika P. Mandagi Nervi
Y. Paguto
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pembelajaran
matematika mempunyai kompleksitas tersendiri dalam praktik penyelenggaraan pembelajarannya.
Penanaman konsep, teori, pemahaman, dan penalaran perlu disampaikan kepada
peserta didik sehingga siswa secara bertahap dapat memaknai materi yang
disampaikan. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam lingkup materi pembelajaran
matematika tersebut selalu berkaitan dengan kasus-kasus yang sifatnya abstrak
Hal ini dapat menjadi problema bagi tenaga pendidik terutama dalam
menyiapkan materi pembelajaran serta bagi siswa dalam upaya memahami materi
yang disampaikan.
Untuk
dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi yang menunjang seperti komputer, alat
peraga, atau media lainnya. Sementara itu, dalam Permendiknas RI No. 41
(2007:6)
Untuk
dapat merealisasikan program-program pembelajaran pada uraian di atas, maka
perlu kita perhatikan tentang materi, cara dan metode pembelajarannya. Dalam
makalah ini, akan kami bahas seputar materi dan cara pembelajaran yang
diperluka bagi pembelajaran matematika khususnya materi yang akan kami bahas
yaitu bilangan romawi, bangun datar, dan bangun ruang.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Sistem
bilangan romawi
2. Mengenal
lambang bilangan Romawi
3. Mambaca
bilangan romawi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem
Bilangan Romawi
Angka
Romawi atau Bilangan Romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari Romawi
kuno. Sistem penomoran ini memakai huruf Latin untuk melambangkan angka
numerik.
Sebenarnya
bilangan romawi adalah salah satu konsep matematika yang harus dikuasai seorang
anak SD namun dalam kenyataaanya, anak SMA pun kadang-kadang cukup dipusingkan
apabila berhadapan dengan soal yang berisikan bilangan Romawi. Sebenarnya kunci
dari bilangan Romawi ini adalah dengan memahami aturan dasar yang berlaku di
bilangan Romawi. Bilangan romawi dilambangkan dengan 7 huruf.
Ketujuh
huruf tersebut adalah :
I
= 1 (unus)
V
= 5 (quinque)
X
= 10 (decem)
L
= 50 (quinquaginta)
C
= 100 (centum)
D
= 500 (quingenti)
M
= 1000 (mille)
Untuk
angka yang lebih besar (≥5.000), sebuah garis ditempatkan di atas simbol
indikator perkalian dengan 1.000
Adapun
aturan dasarnya seperti ini :
1. Pengulangan
hanya bisa dilakukan pada bilangan 1, 10, 100 dan 1000. Pengulangan tidak
berlaku untuk 5, 50 dan 500. Contoh : II = 2 atau CCC = 300. Tapi tidak boleh
VV untuk menyatakan 10 (10 dilambangkan dengan X).
2. Pengulangan
hanya bisa dilakukan paling banyak tiga kali. Contoh : III = 3 dan MMM =
3000.
3. Jika
lambang bilangan yang lebih kecil berada di depan berarti kurang. Dan jika
berada di belakang lambang bilangan yang lebih besar berarti tambah. Contoh : IV=
4 karena 5 – 1 , VIII = 8 karena 5+3
4. Aturan
nomor 3 hanya berlaku bagi lambang bilangan yang berdekatan atau selang 1.
Contoh : XL = 40 karena 50-10, XC = 90 karena 100-10, Tapi tak bisa XD
melambangkan 490 (500-10) karena penulisan yang tepat untuk 490 adalah CDXC (CD
= 400 dan XC=90).
5. Untuk
bilangan lebih dari 5000 terjadi pengulangan dengan menambah garis pada bagian
atas lambang bilangan romawi tersebut. Contoh 5000 = V (dengan tambahan satu
garis di atas V)
B. Mengenal
Lambang Bilangan Romawi
Selain
bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun bilangan pecahan yang
telah kamu pelajari, satu lagi himpunan bilangan yang akan kita pelajari adalah
bilangan Romawi. Bilangan Romawi tidak banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
perhatikan
contoh-contoh kalimat berikut.
1) Marbun
tinggal bersama orang tuanya di Jalan Nuri III nomor 9.
2) Daerah
Istimewa Jogjakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
3) Memasuki
abad XXI, kita dituntut untuk lebih menguasa teknologi.
Secara
umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai
berikut:
I
melambangkan bilangan 1
V melambangkan
bilangan 5
X melambangkan
bilangan 10
L melambangkan
bilangan 50
C melambangkan
bilangan 100
D melambangkan
bilangan 500
M melambangkan
bilangan 1.000
C. Membaca
Bilangan Romawi
1) Aturan
Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk
membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk penjumlahan seperti
pada contoh berikut ini.
Contoh:
a.
II = I + I
= 1 + 1
=
2
Jadi,
II dibaca 2
b.
VIII = V + I + I + I
= 5 + 1 + 1 + 1
= 8
Jadi,
VIII dibaca 8
c.
LXXVI = L + X + X + V + I
= 50 + 10 + 10 + 5 + 1
= 76
Jadi,
LXXVI dibaca 76
2) Aturan
Pengurangan Bilangan Romawi
Bagaimana
jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah kiri? Untuk
membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk pengurangan seperti
pada contoh berikut ini.
Contoh:
a.
IV = V – I
= 5 – 1
= 4
Jadi,
IV dibaca 4
b.
IX = X – I
= 10 – 1
= 9
Jadi,
IX dibaca 9
c.
XL = L – X
= 50 –
10
= 40
Jadi,
XL dibaca 40
3) Menuliskan
Bilangan Romawi
Aturan-aturan
dalam menuliskan lambang bilangan Romawi sama dengan yang telah kalian pelajari
di depan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
a.
24 = 20 + 4
= (10 + 10) + (5 – 1)
= XX + IV
= XXIV
Jadi,
lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV
b.
48 = 40 + 8
= (50 – 10) + (5 + 3)
= XL + VIII
= XLVIII
Jadi,
lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII
c.
139 = 100 + 30 + 9
= 100 + (10 + 10 + 10) + (10 – 1)
= C + XXX + IX
= CXXXIX
Jadi,
lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Angka
Romawi atau Bilangan Romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari Romawi
kuno. Sistem penomoran ini memakai huruf Latin untuk melambangkan angka
numerik.
Secara
umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai
berikut:
I
melambangkan bilangan 1
V melambangkan
bilangan 5
X melambangkan
bilangan 10
L melambangkan
bilangan 50
C melambangkan
bilangan 100
D melambangkan
bilangan 500
M melambangkan
bilangan 1.000
B.
SARAN
Kami
menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, untuk itu para pembaca dapat lebih
menggali lagi sumber-sumber lainnya untuk guna penyempurnaan atau kearah yang
lebih baik lagi. Jadi kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk kami lebih baik dan sempurna lagi dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mustaqim, Burhan, dan Ary Astuti.
2008. Ayo Belajar Matematika SD Kelas IV.Jakarta : CV. Buana Raya.
Indriyastuti. 2008. Matematika
Idolaku SD Kelas IV. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://matematikasmun1dk.blogspot.co.id/2013/08/sistem-bilangan-romawi.html#.Wuxm2KTt600
Komentar
Posting Komentar