SEKILAS TENTANG FPMIK
Organisasi
kedaerahan atau paguyuban adalah sekumpulan orang yang berasal dari daerah asal
mereka yang mempunyai tujuan dan keinginan besar untuk menjadikan daerahnya
tercinta menjadi yang terbaik.
FPMIK adalah singkatan dari FORUM PELAJAR
MAHASISWA INDONESIA KOTAMOBAGU yang merupakan sebuah organisasi kedaerahan
(paguyuban) dimana semua mahasiswa dan pelajar yang berasal dari daerah yang
sama deerah yang kaya akan silaturahmi dan budaya dipersatukan dalam suatu
forum. FPMIK bukan organisasi biasa, tetapi FPMIK lebih dari itu, yang dimana
FPMIK memiliki peranan penting di dalam memajukan kesejateraan daerah asal,
daerah bolaang mongondow khususnya di kota-kotamobagu.
FPMIK yang lahir dari
gagasan-gagasan para pemuda-pemuda dari kota-kotamobagu yang menginginkan suatu
perubahan, kesejateraan dan kemakmuran bagi daerah asal mereka. FPMIK berdiri pada tanggal 1 Juni 2007 di Gorontalo, memiliki
misi yang luar biasa dimana pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di
luar kota-kotamobagu maupun yang menempuh pendidikan di kota-kotamobagu
memiliki suatu wadah untuk mempererat tali silaturahmi, memperkaya intelektual
serta melestarikan budaya bolaang mongondow khusunya kota-kotamobagu yang sudah
mulai tergerus oleh tantangan zaman dan
masuknya kebudayaan-kebudayaan luar yang dapat memicu terjadinya pergesan
budaya dan rasa tidak ingin membagun daerah tercinta.
FPMIK memiliki tujuan
Dasar yaitu, “TERWUJUDNYA WADAH
SILATURAHMI, PENCERAHAN INTELEKTUAL, SERTA BUDAYA BAGI PELAJAR DAN MAHASISWA
YANG BERASAL DARI KOTA-KOTAMOBAGU”.
silaturahmi
memiliki arti persaudaraan dan bentuk persatuan. Silaturahmi yaitu, bentuk
merangkul mahasiswa yang berasal dari bolaang mongondow khususnya
kota-kotamobagu agar dapat menjalin dan mempererat tali persaudaraan dengan
sesama mahasiswa dan pelajar yang berasal dari bolaang mongondow, khususnya
kota-kotamobagu. Hal ini juga di dasarkan pada sifat pelajar dan mahasiswa dari
kota-kotamobagu yang lebih mengutamakan ego dan gengsi sehingga mengakibatkan
timbulnya penyakit “sapa ngana sapa kita”
dan membuat mahasiswa tersebut maupun pelajar tersebut tidak mau membuka
pergaulan mereka lebih luas dan membatasi pergaulan mereka hanya kepada sesama orang yang akrab dengan mereka saja, tetapi tidak dengan saudara-saudara lain
yang berasal dari kota-kotamobagu juga. Maka dari itu silaturahmi menjadi
tujuan awal yang mendasari agar penyakit “sapa
ngana sapa kita” di cegah dan di
minimalisir.
Intektuan
adalah bentuk dari memperkuat sayap pengetahuan agar bisa tebang dan melihat
dunia dan seisinya. FPMIK bukan hanya sekedar Organisasi kumpul-kumpul atau
hanya sekedar jalan-jalan saja, di FPMIK kita tidak digaji dengan materi
melainkan di gaji dengan ilmu dan pengetahuan, di FPMIK intelektual kita lebih
di asa agar dapat memecahkan maupun menganalisis masalah-masalah yang terjadi
di lingkungan sekitar khususnya daerah asal yaitu kota-kotamobagu. FPMIK
mengajarkan kita lebuh menghargai ilmu dan pengetahuan degan cara belajar,
seperti kata bapak pendidikan Ki hadjar dewantara “semua orang adalah guru dan
semua tempat adalah sekolah”, dan saling meberikan dan mengajarkan yang baik
seperti kata bapak sam ratulangi ’’ Si tou timou tumou tou” yang artinya
manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah dapat memanusiakan
manusia dan juga di nyatakan dalam sebuah hadis sebagaimana sabda Rasulullah
SAW ; menuntut ilmu itu suatu kewajiban kepada setiap muslim (HR. Ibnu Majah).
Bagian
terakhir dalam tujuan FPMIK adalah budaya, seperti yang kita lihat belakangan
ini bahwa budaya yang ada di bolaang mongondow, khususnya kota kotamobagu sudah
mulai tergerus atau bengeser di karenakan masuknya budaya-budaya asing yang
apabila di biarkan secara terus menerus dihawatirkan akan punah atau hilangnya
budaya termakan oleh waktu, untuk itu sangat di perlukan pelestarian budaya
maupun adat istiadat tersebut, melalui penanaman paham bahwa sejatinya budaya
dan adat istiadat tersebut adalah jati diri kita sebagai anak bolaang mongondow
yang apabila hilang maka kita patut merasa malu karena kita juga sudah
kehilangan jati diri sebagai “ompu bogani”.
MAHASISWA
yang ingin maju adalah mahasiswa yang memiliki keinginan untuk melakukan
perubahan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi banyak orang. Tetap jaga
silaturahmi karena silaturahmi adalah kekuatan utama agar kita bisa mencapai
tujuan mulia, tetaplah berintelektual karena
itu adalah rohnya mahasiswa dan tetap jaga budaya kita karena budaya
adalah identitas kita. Jangan pernah takut akan masalah karena semakin banyak
masalah maka kita akan semakin dewasa. Seperti kata Tan Malaka “terbentur, terbentur,
terbentur, dan akhirnya terbentuk”.
SALAM
MOTOBATU’
Gunardi Bambuena,
Tondano, 22 Maret 2019,
03;21 wita
Komentar
Posting Komentar