Puasaku Di Rantau
Apa kabar anak rantau ? Apakah ditahun ini kau masih kuat berada jauh dengan suasana rumah ?
Aku tahu, rasa itu takkan pernah hilang dari benaknya kita sebagai orang yang berani melangkah meninggalkan keluarga dan suasana rumah. Terlebih lagi, dibulan suci romadon seperti ini. Pastinya berbeda dengan tahun-tahun sebelumya, yang di mana disaat sahur maupun berbuka puasa, kita selalu duduk bersama keluarga dan menikmati hidangan luar biasa buatan langsung dari tangan sang Ibunda. Tapi kini suasan itu berganti dengan kesunyian, saat sahur maupun berbuka puasa, kita hanya duduk sendiri di dalam ruangan yang hanya berukuran 3×4, dengan menu yang sederhana.
Tapi, itulah resiko yang dengan berat hati, mau tak mau harus kita ambil. Dan itu tandanya, kita adalah orang-orang pemberani pilihan dari diseleksi alam. Untuk anak rantau, rindu akan suasana rumah itu bukan masalah. Tapi rindu rumah, itu adalah kata yang selalu terselip dalam doa, kata yang selalu menjadi motifasi, kekuatanya anak rantau agar bisa mencampai suatu kesuksesan sebagaimana yang telah terucap disaat melangkahkan kaki. Karena di rantaulah kau akan tau, kenapa kau hidup, untuk apa kau hidup dan kau hidup untuk siapa. Karena jika kau hidup hanya sekadar makan, kera di hutanpun makan dan jika kau hidup hanya untuk bekerja, kerbau di sawahpun bekerja.
Seperti kata pepatah, jika di rumah kau merasa asing, maka merantaulah agar kau menemukan jati dirimu yang SEBENARNYA.
Salam Anak Rantau.
#A.R
Komentar
Posting Komentar